Orang Suku Tengger bersama kudanya melintasi lautan pasir Gunung Bromo saat pagi hari.
Warga Suku Tengger bersama kudanya di tengah lautan pasir Gunung Bromo, dengan latar siluet kawah dan kabut pagi. Kuda bukan hanya alat transportasi tradisional di Bromo, tetapi juga simbol kearifan lokal dan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Tengger.

Suku Tengger Bromo: Penjaga Gunung Suci dari Legenda Kak Roro dan Mas Joko

Di tengah lautan pasir yang sunyi di kaki Gunung Bromo, hidup sebuah komunitas yang telah menjaga warisan budaya dan spiritual selama berabad-abad — Suku Tengger. Mereka bukan sekadar penduduk lokal, tetapi pewaris sah dari legenda kuno Roro Anteng dan Joko Seger, tokoh yang diyakini sebagai leluhur pertama masyarakat Tengger.

Umat Suku Tengger bersembahyang di Pura Luhur Poten saat upacara Kasada di Gunung Bromo.
Masyarakat Suku Tengger berkumpul di Pura Luhur Poten, tempat suci yang berdiri megah di tengah lautan pasir Gunung Bromo, untuk melaksanakan upacara Yadnya Kasada. Dalam ritual ini, umat membawa sesajen dan doa sebagai bentuk persembahan kepada Sang Hyang Widhi dan leluhur, mencerminkan kedalaman spiritual dan kekayaan budaya Hindu Tengger.

Dengan ritual suci seperti Yadnya Kasada dan kehidupan yang menyatu dengan alam, Suku Tengger memainkan peran penting dalam menjaga kesakralan Bromo, yang bagi mereka bukan hanya gunung, tetapi tempat suci yang hidup.

Leave a Reply